Senin, 30 Agustus 2010

Gunung Berapi Di Sumatera Barat Tidak Akan Terpengaruh Letusan Gunung Sinabung

Letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, dikhawatirkan bakal berpengaruh selayak efek domino terhadap zona lepas pantai dan aktivitas sejumlah gunung berapi di Sumatera Barat. Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Daerah Ikatan Ahli Geologi Indonesia Sumbar Ade Edward, Senin (30/8).

Ade mengatakan, untuk gunung-gunung api di Sumbar yang akan terpengaruh adalah yang berada di atas segmen Sumpur dan Barumun. Segmen Sumpur dan Barumun ini berada persis di bawah segmen Toru dan Angkola yang di atasnya berdiri Gunung Sinabung.

Pada segmen Sumpur dan Barumun ini berdiri Gunung Talamau dan Gunung Pasaman yang ada di wilayah Kabupaten Pasaman, Sumbar. Keduanya adalah gunung berapi dengan status aktif yang hingga saat ini tidak diprioritaskan pengawasannya.

Menurut Ade, desakan dari segmen Toru dan Angkola bisa juga mendesak segmen Renun yang tembusannya ke Danau Toba, Sumatera Utara.

Ia menambahkan, energi potensial antarsegmen itu muncul karena kekuatan rambatan yang tidak begitu saja mengalami kelembaman setiap saat aktif di satu bagian.

Selain itu, kata Ade, kemungkinan reaksi atas letusan Gunung Sinabung juga bisa terjadi di zona lepas pantai Sumbar yang berada di lempengan Batu dan Siberut.

Semua itu, kata Ade, tidak lepas dari empat komponen yang mengakibatkan reaksi, yakni pertemuan lempeng Sumatera dan benua Asia yang saling bertemu di zona tumbukan untuk membentuk patahan Mentawai yang kemudian memengaruhi patahan Sumatera yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas gunung api di atasnya.

Menurut Ade, di Sumbar saat ini terdapat sejumlah gunung api, yaitu Gunung Talamau, Pasaman, Singgalang, Tandikek, Marapi, Sago, Talang, dan Kerinci.

Hingga saat ini, yang terus dipantau adalah Gunung Marapi, Tandikek, Talang, dan Kerinci karena termasuk gunung api tipe A. Ade mengatakan, sebaiknya pemantauan dilakukan terhadap seluruh gunung berapi.

Tidak ada komentar: