Senin, 30 Agustus 2010

Lamang Tapai Hidangan Khas Sumatera Barat Untuk Berbuka Puasa

Ada sederet jenis-jenis hidangan khas Sumatera Barat untuk berbuka puasa. Bila mampir di Pasar Pabukoan–pasar khusus untuk sajian berbuka–di Taman Imam Bonjol, Padang, Anda bisa menemukan aneka makanan yang legit dan manis, seperti onde-onde, lapek bugih, lamang golek, sarabi, pinukuik, hingga lamang tapai. Yang menjadi favorit tentu saja lamang tapai, karena rasa lemang yang dicampur tape ketan hitam merupakan paduan yang pas untuk berbuka, gurih dan segar.

Apalagi membuat lemang tidaklah mudah. Lemang terbuat dari beras ketan yang dimasukkan dalam buluh bambu yang telah dialasi dengan daun pisang, kemudian disiram dengan santan yang telah diberi garam, lalu dipanggang dengan kayu bakar selama tiga jam. Butuh waktu dan kerja cukup keras untuk membuatnya, jadi lebih baik membeli saja.

Kegiatan membuat lemang itu disebut malamang. Biasanya pembuatan sajian ini menjadi tradisi menjelang datangnya puasa. Jika sudah dimasak, lemang akan diantar ke rumah mertua sembari si pembawa meminta maaf karena memasuki bulan suci. Tradisi yang mulai ditinggalkan ini membuat pemerintah Kota Padang melakukan langkah untuk melestarikan tradisi malamang. Pada 2007 digelar Festival Malamang di Pantai Padang.

Untuk mencicipi lemang tak harus terbang ke Ranah Minang. Di Jakarta ada beberapa daerah tempat penjaja lemang mangkal. Di antaranya yang tergolong ramai adalah di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, tak jauh dari Pasar Senen. Kudapan khas ini dipajang di atas meja. Dan saat Ramadan, penjual cukup berlimpah.

Salah seorang penjual lemang di kawasan Jalan Kramat, Jakarta Pusat, ini mengaku bisa membuat 50-100 buluh lemang setiap hari. Bahkan pada bulan puasa dan Lebaran, ia bisa membuat lemang hingga 400 batang

Tidak ada komentar: